Rabu, 25 September 2013

Tokoh Kreatif




G- Dragon
       ·            Person
GD adalah member dari salah satu boyband papan atas Korea, BIGBANG. GD adalah salah satu orang yang saya anggap kreatif dan sangat inspiratif. Berprofesi sebagai penyanyi, GD tak hanya puas dengan menyanyi, GD sangat piawai memainkan beberapa alat music, menciptakan lagu, mengaransemen lagu, dan juga jago sekali nge-dance. Diantara member-member bigbang, GD adalah member yang paling maksimal pencapaian karirnya dibandingkan dengan member lainya, di nobatkan sebagai Icon Fashion Korea tentu saja membuat GD bangga Karena penampilanya sehari-hari dan beberapa penampilanya di MV dalam album mereka dan di album pribadinya. Penampilanya dengan costum yang berani dan asesoris yang unik dengan properti-properti yang digunakan sangat keren sekali.
       ·            Press
Karena lingkunganya didunia hiburan yang mengharuskan agar dirinya tetap eksis di dunia entertainment, GD harus membuat dirinya menjadi sesuatu yang “beda” dari yang lain. Dan juga karena dirinya memiliki kreativitas dalam dirinya, GD selalu membuat sesuatu yang baru dalam dunia musik dengan kemampuan yang dimilikinya.untuk costum dan aksesoris yang digunakan GD tentu saja tidak memakan jumlah uang yang sedikit. hal ini terjadi tentu juga dipengaruhi oleh faktor keuangan, dukungan keluarga dan teman, dan tentunya dukungan dari YG (management tempat GD bernaung). Dengan kematangan ekonomi GD dan dukungan tersebut GD mampu mendanai kebutuhan panggungnya yang tentu saja tidak murah.
       ·            Proses
Karena ingin tampil beda dari yang lain dan segala sesuatunya harus berjalan sesuai konsep kreatif yang dimilikinya, maka disetiap video music GD banyak sekali properti-properti unik yang digunakanya. Aksesoris seperti kalung, gelang, baju, dan cincin semua selalu unik dan kebanyakan memakai inisial dirinya. Sekarang GD juga membuat brand sendiri untuk aksesorisnya, desain aksesorisnya sendiri dibuat oleh GD. Bukan hanya mengenai aksesoris, berbagai lagu yang diciptakanya juga sangat ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya, dan selalu menjadi lagu dengan posisi teratas di Korea
       ·            Poduk
 Dari kreativitas yang dimiliki GD, produk yang dihasilkanya dari kreativitas yang dimilikinya adalah berbagai lagu yang dapat kita nikmati, dan penampilanya yang selalu berani dengan berbagai aksesorisnya yang mungkin bagi beberapa orang yang melihat akan terkesan berlebihan. Tetapi dengan keberanianya tersebut sekarang ia menjadi Icon Fashion Korea, menjadi artis papan atas.

Rabu, 18 September 2013

Karya Kreativitas I



Saya membuat card selamat ulang tahun untuk salah satu teman saya yang bertepatan berulang tahun dengan penyelesaian tugas kreativitas ini. Karya diatas bukanlah karya yang saya buat ketika dikelas kreativitas, karna karya sebelumnya hilang bersamaan dengan buku dimana karya tersebut saya sisipkan didalamnya. Adapun, pengalaman yang saya rasakan ketika membuat karya ini akan saya kaitkan dengan 4P strategi pengembangan kreativitas, yaitu :

1.      Person
Dalam P pertama ini, dikatakan bahwa kreativitas adalah ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkunganya. Saya memutuskan untuk membuat karya ini karna bertepatan dengan moment dimana salah satu teman saya sedang berulang tahun. Sehingga karena adanya interaksi saya dan lingkungan saya (teman berulang tahun)  maka, muncul ide untuk membuat Card diatas.

2.      Pendorong (Press)
P kedua mengatakan, bakat kreatif individu akan terwujud jika ada dorongan dari lingunganya, ataupun motivasi internal dalam dirinya. Dalam penyelesaian karya diatas yang menjadi dorongan saya untuk membuat karya tersebut adalah karena bertepatan dengan ulang tahun teman, jadi saya ingin membuat sesuatu yang spesial untuknya, saya memikirkan konsep bagaimana yang akan saya gunakan untuk membuat card ulang tahun, akhirnya setelah mencari bahan-bahan yang saya punya sebelumnya saya memutuskan untuk menggunakan kertas jeruk, penjepit kayu, origami, tali, foto, spidol, dan lem sebagai bahan yang akan saya gunakan untuk membuat card tersebut.

3.      Proses
P ketiga mengatakan bahwa individu harus dibebaskan dalam mengekspresikan dirinya. Berbeda ketika dikelas, dimana penyelesaianya diberikan waktu walaupun untuk pembuatanya kita diberikan kebebasan untuk menciptakan suatu karya. Dalam penyelesaian card ini, saya merasa lebih ‘ mengalir’ dalam menuangkan ide-ide ke dalam bentuk kreatif dengan lengkapnya bahan yang saya miliki sebagai pembantu untuk menyelesaikan karya ini, dan saya tidak berpatokan pada waktu ketika penyelesaianya.

4.      Produk
Dari kombinasi ketiga P diatas, maka terciptalah suatu benda, produk atau karya dari diri saya, yang orisinilitasnya terjamin. Ada beberapa hal yang saya pikirkan ketika melihat card tersebut saya selesaikan adalah :
-          Ternyata barang yang ada disekitar kita bisa digunakan untuk menciptakan suatu karya, walaupun terkadang barang tersebut kita anggap sudah tidak berguna.
-          Saya berpikir bahwa, kreativitas itu bukan hanya mencakup “ seberapa bagus karyamu?, seberapa rapi? . atau seberapa unik?. “ tetapi lebih kepada, tidak  masalah kalau karyamu jelek atau biasa saja, asalkan itu terlahir dari pemikiranmu dan hasil kerja tanganmu, apapun yang kita ciptakan, itulah Kreativitas.

Manfaat : adapun manfaat dari karya diatas adalah untuk lebih mengasah kreativitas yang ada dalam diri saya, dan lebih menyadari untuk memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitar saya.

Tujuan : Tujuan pembuatan kreativitas tersbut adalah, untuk memenuhi tugas dikelas kreativitas untuk mempublish hasil karya dan juga untuk memberi ucapan selamat ulang tahun yang mungkin akan menjadi lebih spesial karna saya membuatnya langsung. 


Selasa, 17 September 2013

Resume BAB II Kreativitas


BAB 2
PENDEKATAN EMPAT P DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS
A.    Pengantar
Bab ini dimulai dengan mengemukakan makna dari pengembangan kreativitas.Kemudian dilanjutkan dengan dengan ulasan singkat dari beberapa teori tentang pembentukan cirri-ciri kepribadian kreatif menurut aliran psikoanalis dan aliran humanistik, kemudian menyusul teori tentang aspek pendorong yaitu motivasi untuk kreativitas dan teori tentang proses kreatif, yaitu teori Wallas dan teori tentang belahan otak kanan dan kiri.
B.     Makna dari Pengembangan Kreativitas
Pertanyaan mengapa kreativitas begitu bermakna dalam hidup dan mengapa kreativitas perlu di pupuk sejak dini dalam diri anak didik?
·         Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan/aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Maslow, 1967)
·         Kedua, kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untu melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini kurang mendapat perhatian dalam pendidikan (Guildford, 1967)
·         Ketiga, besibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu (Biondi, 1972)
·         Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
C.    Teori 4 P yang Melandasi Pengembangan Kreativitas
1.      Teori tentang pembentukan pribadi kreatif
Yang dibahas disini ialah dari dua mazhab, yaitu teori psikoanalis dan teori humanistic.
a.      Teori Psikoanalisa
·         Teori Freud
Sigmund Freud (1856-1939) adalah tokoh utama yang menganut pandangan ini. Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama dari kreativitas. Menurut Freud, orang yang di dorong untuk menjadi kreatif jika mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual secara langsung. Pada umur empat tahun anak mengembangkan hasrat fisik untuk orang tua dari jenis kelamin yang berbeda. Karena kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan awal imajinasi.
·         Teori Kris
Ernest Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi, juga sering muncul dalam tindakan kreatif. Orang-orang yang kreatif adalah mereka yang paling mampu memanggil bahan-bahan dari alam pikiran tidak sadar.
·         Teori Jung
Carl Jung (1875-1961) juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidak sadaran kolektif ini timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainya. Proses inilah yang menyebakan kelanjutan dari ekstensi manusia.
b.      Teori Humanistik
Teori humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi.
·         Teori Maslow
Menururut Abraham Maslow (1908-1970), manusia mempunyai naluri-naluridasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini harus dipenuhi dalam urutan tertentu; kebutuhan primitive muncul pada saat lahir, dan kebutuhan tingkat tinggi berkembang sebagai proses pematangan. Kebutuhan pertama disebut Deficiency,  dan dua kebutuhan pada tingkat tertinggi disebut kebutuhan being.
·         Teori Rogers
Menurut Carl Rogers, tiga kondisi dari pribadi yang kreatif ialah :
-          Keterbukaan terhadap pengalaman
-          Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang
-          Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep
Orang ini berfungsi sepenuhnya mengahasilan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga ciri atau kondisi tersebut juga merupakan dorongan dari alam untuk berkreasi.
c.       Ciri-ciri Kepribadian Kreatif
Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil resiko daripada anak pada umumnya. Orang yang inovatif berani untuk berbeda, menonjol, membuat kejutan,impang atau menyimpang dari tradisi. Rasa percaya diri, keuletan, dan ketekunan membuat mereka tidak cepat putus asa dalam mencapai tujuan mereka. Treffinger mengatakan bahwa pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan.anak yang kreatif bisa juga bersifat tidak kooperatif, egosentrik, terlalu asertif, kurang sopan, acuh tak acuh terhadap aturan, keras kepala, emosional, menarik diri dan menolak otoritas guru. Ciri-ciri tersebut membutuhkan koreksi dan pengarahan.
2.      Teori-Teori Tentang Press
Kreativitas anak agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu maupun dorongan dari lingkungan.
a.      Motivasi untuk Kreativitas
Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan potensinya, dorongan ini merupaan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingunganya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya. Dorongan pada setiap oranf dan bersifat internal, ada dalam diri individu sendiri, namun membutuhan kondisi yang tepat untuk diekspresikan.
b.      Kondisi Eksternal yang mendorong perilaku kreatif
Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkink konstan timbulnya kreativitas yang konstruktif.
·         Keamanan Psikologis, ini dapat terbentuk dengan tiga proses yang saling berhubungan
-          Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala elebihan dan keterbatasanya
-          Mengusahakan suasana yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada.
-          Memberikan pengertian secara empatis. Mengenal dan ikut menghayati perasaan-perasaan, anak-anak, tindakan-tindakanya, dapat melihat dari sudut pandang anak tetap menerimanya
·         Kebebasan Psikologis
Permissiveness ini memberikan pada anak kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya. Mengekspresikan dalam tindakan konkret perasaan-perasaanya tidak selalu dimungkinkan, karena hidup dalam masyarakat selalu ada batas-batasnya, tetapi ekspresi secara simbolis hendaknya dimungkinkan.
3.      Teori tentang Proses Kreatif
a.      Teori Wallas
Teori Wallas yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap yaitu, persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi. Pada tahap pertama orang seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah denganj belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang dan sebagainya. Pada tahap kedua, kegiatan mencari dan menghimpun data/informasi tidak dilanjutkan. Tahap inkubasi ialah tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut. tahap iluminasi ialah tahap timbulnya insight atau “aha-erlebnis” saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-prosespsikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi/gagasan baru. Tahap verifikasi atau tahap evaluasi ialah tahap dimana idea tau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas.
b.      Teori tentang belahan otak kanan dan kiri
Hampir setiap orang mempunyai sisi yang lebih dominan maka dikatakan bahwa otak dikuasi oleh hemisfer yang bertentangan, pada umumnya orang lebih bisa menggunakan tangan kanan tetapi ada juga orang-orang yang bertangan kidal (
left-hand),
belahan otak kanan terutama berkaitan dengan fungsi kreatif sehingga terjadi “dichotomania”, membagi-bagi semua fungsi mental menjadi fungsi belahan otak kanan atau kiri.
4.      Teori tentang Produk Kreatif
Cropley (1994) menunjukkan hubungan antara tahap-tahap proses kreatif (Wallas) dan produk yang dicapai. Ia meneankan bahwa perilaku kreatif memerlukan kombinasi antara cirri-ciri psikologis yang berinteraksi sebagai berikut: Sebagai hasil berpikir konvergen atau intelegensi, manusia memiliki seperangkat unsure-unsur mental.  Pemikir divergen mampu menggabungkan unsure-unsur dengan cara-cara yang tidak lazim dan tidak diduga.
a.      Hukum paten dalam Produk penemuan
Hukum paten AS mempertimbangkan unsure-unsur berikut dalam memberikan hak paten kepada investor, yaitu:
1.      Kegiatan intelektual yang bermutu mendahului penemuan
2.      Gagasanya jelas dalam mengatasi masalah
3.      Jumlah eksperimental yang di lakukan sebelum mencapai produk baru dianggap penting
4.      Sejauh mana telag mengalami kegagalan
5.      Produk harus berguna dan merupakan kemajuan
6.      Produk terutama dinilai kreatrif jika ada orang-orang dalam bidang kegiatan tersebut sebelumnya menunjukkan keragu-raguan tentang kemungkinan penemuan yang baru
7.      Produk harus memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi.
Patokan dari hak paten cukup membantu, tetapi tidak cukup spesifik untuk penilaian secara ilmiah.
b.      Model dari Besemer dan Trefingger
Besemer dan Treffinger, mengembangkan teori yang saling mengaitkan dan menyimpulkan gagasan tersebut. istilah produk dalam hal ini tidak terbatas dalam produk komersial, tetapi meliputi eragaman benda atau gagasan. Besemer dan Treffinger menyaranan bahwa produk kreatif dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu kebaruan (novelty), pemecahan (resolution), serta kerincian (elaboration) dan sintesis. Masing-masing dan ketiga kategori ini meliputi sejumlah atribut. Modal ini disebut “Creative Product Analysis Matrix” (CPAM). Kebaruan menurut Besemer dan Treffinger adalah sejauh mana produk itu baru. Produk itu orisinal dalam arti sangat langka diantara produk-produk yang dibuat oleh orang-orang dengan pengalaman dan pelatihan yang sama. Pemecahan (resolution) menyangkut derajat sejauh mana produk ini memenuhi kebutu8han dari situasi bermasalah. Tiga kriteria dalam dimensi ini ialah, bahwa produk itu harus bermakna (valuable) menurut para pengamat, karena memenuhi kebutuhan logis, dengan mengikuti aturan yang ditentukan dalam bidang tertentu dan berguna karena dapat diterapkan secara pratis. Elaborasi dan sintesis dimensi ini merujuk pada derajat sejauh mana produk itu menggabungkan unsure-unsur yang tidak serupa menjadi keseluruhan yang canggih dan koheren. Lima kriteria untuk menilai hal ini adalah, produk itu harus organis, elegan, kompleks, dapat dipahami, dan menunjukkan keahlian atau keterampilan yang baik.
c.       Model Kreativitas dalam Mengarang
Skema penilaian tersebut meliputi 4 kritera dari berpikir kreatif, yaitu :
-          Kelancaran, didasarkan atas jumlah kata yang digunaan dalam karangan tersebut.
-          Kelenturan (flesibilitas), meliputi kelenturan dalam struktur kalimat dan kelenturan dalam konten atau gagasan
-          Keaslian (orisinalitas) sejauh mana konten atau gaya pemiiran karangan menunjukkan orisinilitas.
-          Kerincian, ialah kemampuan untuk membumbui atau menghiasi cerita sehingga tampak lebih kaya
D.    Strategi 4P dalam Pengembangan Kreativitas
Kreativitas : Pribadi, Pendorong, Proses , dan Produk
1.      Pribadi
Kreativitas adalah ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkunganta.ungkapan kreatif adalah orisinilitas dari individu tersebut.
2.      Pendorong (Press)
Bakat kreatif dapat berkembangdalam lingkungan yang mendukung tetapi dapat pula menghambat lingkungan yang tidak menunjang.
3.      Proses
Memberikan kebebasan bagi anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, tentu saja dengan prasyarat tidak merugikan orang lain dan kondisi lingkungan.
4.      Produk
Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan ondisi lingkungan , yaitu sejauh mana keduanya mendorong “press” seseorang yang melibatkan dirinya dalam proses kreatif.
E.     Strategi 4P untuk Penelitian tentang Kreativitas
Kreativitas dapat ditinjau dari prespektif berbeda tetapi saling berkaitan, yaitu pribadi, pendorong, proses dan produk. Kedua, setiap prospektif ini dapat ditinjau dengan meneliti 5W dan 1H dalam penelitian atau pengembangan kreativitas.dimensi ketiga menunjukkan peranan dari tiga lingkungan pendidikan yaitu, keluarga, sekolah dan masyarakat dan meningkatkan potensi kreatif anak.

Selasa, 10 September 2013

Resume Kreativitas BAB I


BAB I
DASAR PERTIMBANGAN, KEBIJAKAN, DAN KONSEP KEBERBAKATAN DAN KREATIVITAS
A.    Dasar pertimbangan untuk pengembangan kreativitas
Ada 7 dasar pertimbangan untuk pengembangan kreativitas :
1.      Hakikat pendidikan
Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuanya secara optimal, sehingga ia mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.
2.      Kebutuhan dan kreativitas
Ditinjau dari aspek kehidupan, kebutuhan kita akan kreativitas sangatlah terasa.gambaran ini juga terasa dalam bidang pendidikan,dalam pendidikan lebih banyak diajarkan penekanan dalam hal penghafalan dari pada berpikir secara kreatif. Guilford juga mengatakan bahwa penelitian dalam bidang kreativitas sangat kurang yang terutama terhadap kesadaran akan pentingnya kreativitas di bidang luar psikologi.
3.      Kendala dalam pengembangan kreativitas
Salah satu kendala konseptual utama terhadap studi kreativitas adalah pengertian tentang kreativitas sebagai sifat yang diwarisi oleh orang yang bebakat luar biasa atau genius. Kendala konseptual lainya terletak pada alat-alat ukur yang biasanya dipakai di sekolah-sekolah, yaitu tes intelegensi tradisional yang mengukur kemampuan siswa untuk belajar, dan tes prestasi belajar untuk menilai kemajuan siswa selama program pendidikan. Sebab lain dari kelalaian terhadap  masalah pengembangan kreativitas adalah  metodologis dan penggunaan model stimulus-response.
4.      Hubungan kreativitas- intelegensi
Guilford dalam pidatonya menyatakan bahwa pengembangan kreativitas ditelantarkan dalam pendidikan formal, padahal amat bermakna bagi pengembangan potensi anak secara utuh dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan seni budaya.
5.      Peran intelegensi dan kreativitas terhadap prestasi sekolah
Torrance, Getzels, Jakson, dan Yamanto berdasarkan studinya masing-masing sampai pada kesimpulan yang sama, yaitu bahwa kelompok siswa yang intelegensinya relatif lebih tinggi. Milgram menekankan bahwa intelegensi atau IQ semata-mata tidak dapat meramalkan kreativitas dalam kehidupan nyata.
6.      Sikap kreatif sebagai non- Aptitude trait dari kreativitas
Guilford (1959) membedakan antara aptitude dan non-aptitude traits yang berhubungan dengan kreativitas (berpikir kreatif) meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), dan Orisinilitas dalam berpikir, dan ciri-ciri ini dioperasionalisasikan dalam tes berpikir divergen. Sejuh mana seseorang mampu menghasilkan prestasi kreatif ikut ditentukan oleh ciri-ciri non-aptitude.
7.      Sikap guru dan orang tua mengenai kreativitas.
Penelitian menunjukkan bahwa perkembangan optimal dari kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar. Dalam suasana otoriter, ketika belajar atas prakarsa sendiri dapat berkembang, karena guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berpikir dan berani mengemukakan gagasan baru dan ketika anak diberi kesempatan untuk bekerja sesuai minat dan kebutuhanya, dalam suasana inilah kemampuan dapar tumbuh dengan subur.

B.     Dasar pertimbangan untuk pendidikan anak berbakat
Para pakar berpendapat bahwa ika anak betul-betul berbakat ia akan dapat memenuhi kebutuhan pendidikanya sendiri.  Adapula yang beranggapan bahwa jika guru melakukan tugasnya dengan baik, anak berbakat tidak memerlukan perhatian khusus, berbeda dengan mereka yang menyandang ketunaan.
C.    Kebijakan
1.      Kebijakan tentang pelayanan pendidikan anak berbakat
Karena peserta didik berbeda-beda dalam bakat, minat, dan kemampuan, maka implikasinya ialah bahwa perlakuan pendidikan perlu disesuaikan dengan potensi setiap peserta didik.mengenai bagaimana perlakuan pendidikan khusus bagi anak berbakat itu dapat terlaksana, ada berbagai alternatif, apakah dengan memberikan program pengayaan (enrichment) atau program yang memungkinkan perdepatan (acceleration) atau kombinai antara keduanya.
2.      Kebijakan tentang pengembangan kreativitas
Dalam GBHN 1993, dinyatakan bahwa pengembangan kreativitas hendaknya dimulai pada usia dini, yaitu dilingkungan keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dan pendidikan pra-sekolah.
3.      Peranan kreativitas dalam program pendidikan anak berbakat
De bono menganjurkan dan mempraktekkan ‘keativitas’ sebagai mata ajaran sendiri, lepas dari bahan materi tertentu, hal ini memang mempunyai manfaat tertentu. Namun, lebih dari itu perhatian perlu diberikan bagaimana kreativitas dapat dikaitkan dengan kegiatan di dalam kelas dan setiap saat.

D.    Konsep kreativitas
1.      Kreativitas dan aktualisasi diri
Rogers menekankan bahwa sumber kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.kreativitas aktualisasi diri adalah kekreatifan yang umum dan “content free”. Banyak program kreativitas yang berhasil bertujuan a) meningkatkan kesadaran kreativitas,b) memperkokoh sifat kreatif, seperti menghargai gagasan baru, c) mengajarkan tekhnik menemukan gagasan dan memecahkan masalah secara kreatif dan, d) melatih kemampuan kreatif secara umum. Program seperti ini membantu siswa memahami kreativitas dan menggunakan pendekatan yang kreatif terhadap masalah-masalah pribadi, akademis, dan profesional.
2.      Konsep kreativitas dengan pendekatan Empat
Rhodes menyebut keempat jenis definisi tentang definisi ini sebagai “ four P’s of creativity: person, process. Press, product” . beberapa definisi tentang kreativitas berdasarkan empat P.
a.       Definisi pribadi
-          Hulbeck (1945) : tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkunganya.
-          Stenberg (1988) : kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis : intelegensi, gaya kognitif dan kepribadian motivasi.
b.      Definisi proses
Definisi Torrance (1988) definisi Torrance ini meliputi seluruh proses kreatif dan ilmiah mulai dari menemukan masalah sampai dengan menyampaikan hasil.
c.       Definisi Produk
Rogers (dalam Vernon, 1982) mengemukakan kriteria untuk produk kreatif ialah:
-          Produk itu harus nyata (observable)
-          Produk itu harus baru
-          Produk itu adalah hasil dari kualitas unik individu dalam interaksi dengan lingkunganya.
d.      Definisi “Press”
Kategori keempat dari definisi dan pendekatan terhadap kreativitas menekankan faktor “press” atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berup keinginan dan hasrat untuk menciptakan atau bersibuk diri maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis.

E.     Konsep anak berbakat dan keberbakatan (Giftedness)
Istilah yang menunjukkan suatu perkembangan dan pendekatan ‘uni-dimensional’(seperti defini dari terman yang menggunakan intelegensi sebagai kriteria tunggal untuk mengidentifikasikan anak berbakat yaitu, IQ 140) Ke pendekatan multi-dimensional.
1.      Definisi USOES tentang keberbakatan
Dalam seminar nasional mengenai alternatif Program pendidikan bagi anak berbakat yang diselanggarakan oleh badan penelitian dan pengembangan pendidikan dn kebudayaan, disepakati bahwa :
Anak berbakat adalah mereka yang oleh orang-orang profesional diidentifikasi sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemapmpuan yang unggul. Kemampuan-kemampuan tersebut, baik secara potensial maupun nyata, meliputi:
-          Kemampuan intelektual umum
-          Kemampuan akademik khusus
-          Kemampuan berpikir kreatif-produktif
-          Kemampuan dalam salah satu bidang seni
-          Kemampuan psikomotor (seperti dalam olahraga)
Beberapa implikasi dari defenisi ini bagi identifikasi dan pengembangan anak berbakat ialah pertama, bahwa harus dibedakan antara bakat sebagai potensi yang mungkin belum terwujud dan bakat yang sudah terwujud dan nyata dalam prestasi yang unggul. Implikasi dan manfaat kedua dari definisi USOE ini ialah tuntutan bahwa anak berbakat memerlukan pelayanan dan program pendidikan khusus sesuai dengan potensi, minat dan kemampuanya.
2.      Konsepsi Renzuli tentanf keberbakatan
Konsepsi lain tentang keberbakatan yang digunakan dalam identifikasi siswa berbakat di Indonesia ialah “Three-Ring Conception” dari Rezulli dan kawan-kawan yang menyatakan bahwa tiga ciri pokok yang merupakan kriterian (persyaratan keberbakatan ialah keterkaitan antara:
-          Kemampuan umum di atas rata-rata
-          Kreativitas di atas rata-rata, dan
-          Pengikatan diri terhadap tugas (Task commitmen cukup tinggi)
Suatu definisi merupakan pernyataan yang diungkapkan secara eksplisit, dan menjadi bagian dari kebijakan dan bahkan juga dari perantauan. Oleh karena itu adalah penting bahwa suatu definisi mengetahui tiga kriteria berbakat, yakni :
-          Harus berdasarkan riset tentang karakteristik orang berbakat
-          Memberikan arah dalam seleksi dan/atau pengembangan instrumen dan prosedur identifikasi
-          Membenci arah dan berkaitan dengan praktek program, seperti seleksi mencari dan metode instruksi serta seleksi dan pelatihan guru anak berbakat.
Setiap dari ketiga kelompok ciri-ciri itu sama-sama menentukan keberbakatan. Berikut akan dibahas masing-masing “cluster” ciri-ciri tersebut.
a.      Kemampuan di atas rata-rata (Intelegensi)
Terman (1959) yang dalam penelitianya terhadap anak berbakat hanya menggunakan kriteria inteligen, dalam tulisan-tulisanya kemudian mengakui bahwa ini intelegensi tidak sinonim dengan keberbakatan.
b.      Kreativitas
Kelompok clusser kedua yang dimiliki anak/orang berbakat ialah kreativitas sevagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
c.       Pengikatan diri terhadap tugas
Kelompok karakteristik ketiga yang ditemukan pada individu yang kreatif produktif ialah peningkatan diri terhadap tugas sebagai bentuk motivasi yang internal yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet mengerjakan tugasnya, meskipun mengalami macam-macam rintangan atau hambatan, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, karena ia telah mengikatkan diri terhdap tugas tersebut atas kehendaknya sendiri. Konsep keberbakatan tersebut di muka mendasari strategi identifikasi siswa berbakat indonesia. Renzulli memberikan kritik terhdap definisi USOE bahwa definisi tersebut mengabaikan motivasi atau task commitmen sebagai ciri afeksi yang penting pada orang berbakat. Manfaat dari definisi Renzulli ialah melihat keterkaitan antara tiga kelompok ciri sebagai persyaratan keberbakatan, kemampuan umum, kreatifitas dan motivasi.
 
Copyright © 2010 bLog of Rezqy amelya hirhai | Design : Noyod.Com