Jumat, 06 Desember 2013

Explosion Box

Explosion Box
Ketika mendapatkan tugas performa kelompok, awalnya kami kebingungan mau buat apa untuk ditampilkan dalam tugas performa kelompok. Segala jenis ide yang muncul kami tuangkan dalam diskusi ringan disela-sela waktu ketika kami duduk bersama. Setelah diskusi kami menghasilkan kesepakatan untuk membuat Explosion Box. Kenapa akhirnya kami memilih Explosion Box? Karena kami menimbang dari segi bahan yang akan kami pakai, kami bisa memanfaatkan bahan-bahan yang dibutuhkan dari bahan-bahan bekas, seperti kardus, undangan, dan kertas kado yang kami miliki, selain itu bahan-bahan yang akan kami gunakan juga mudah untuk didapatkan.
Tujuan dan Manfaat Pembuatan Karya Kreativitas
Kelompok :
-      Meningkatkan kreativitas kelompok\
-      Menambah pengakaman untuk menghasilkan karya yang kreatif
Pembaca:
-      Memberikan inspirasi dan menumbuhkan insight kepada pembaca.
-      Memberikan pengajaran/pengetahuan bagi pembaca.
Perlengkapan :
Alat:
Gunting
Cutter
Lem tembak
Double tape
Penggaris
Pola kubus

Bahan :
Kertas kado
Kertas jeruk
Kertas warna
Kertas karton
Kardus bekas
Undangan bekas

Cara Pembuatan:
1.     Potong kardus hingga berbentuk persegi )sekitar 20cmx20cm). buat hingga 5 sisi
2.    Teempelkan kertas pada sisi-sisi kardus (seperti engsel pintu, sehingga tiap sisi bisa di gerakkan)
3.    Tutup sisi-sisi kardus dengan kertas kado
4.    Buat pola kubus (tanpa tutup) dengan kertas karton atau kertas jeruk (sekitar 19cmx19cm) tempelkan pada tengah kubus.
5.    Hias bagian dalam kardus dan sisi karton/ kertas jeruk dengan kreasi masing-masing
6.    Buat tutup kotak dari kertas jeruk (sekitar 20.5cm x 20.5cm x 2 cm )

Analisi 4P:
Person
Kami beranggotakan 5 orang, yaitu Aisyah, Mia, Rani , Runa dan saya. dalam kelompok ini, masing-masing anggota berkontribusi dalam memberikan ide-ide yang kami miliki untuk menentukan apa yang akan kami buat sebagai tugas performa kami. walaupun sulit untuk menemukan titik kesepakatan, akhirnya kami memutuskan untuk membuat explosion box. Dalam proses penyelesaianya, kami tidak semuanya berfokus pada penyelesaian tugasnya, karena tidak semua anggota memiliki keterampilan dan kerapian yang merupakan aspek penting dalam pembuatan karya ini. akhirnya, kami memutuskan untuk membagi-bagi tugas. Mengingat penyelesaianya memakan waktu yang lama, dan selalu sampai malam, kami membagi anggota yang kurang memiliki keterampilan, untuk menyiapkan makanan, minuman, dan mencari bahan-bahan yang kurang. Jadi, ketika ini kami kerjakan dan kelompok sudah mendapat tugas masing-masing, sehingga kelompok bisa berkontribusi seutuhnya dalam penyelesaianya.
Press:
Dalam penyelesaian Explosion Box ini untuk tugas performa, press sangat dibutuhkan karena susahnya menemukan waktu yang cocok untuk mengerjakanya, dan penyelesaianya juga sangat memakan waktu. Waktu performa yang semakin dekat dan keinginan untuk segera menyelesaikan tugas ini yang akhirnya memcu kami untuk mengorbankan waktu kami dalam pembuatan Explosion Box ini.
Proses :
Dalam pembuatanya, kami semua berproses dan memberikan kontribusi sesuai keterampilan yang bisa kami berikan, dan orientasinya juga bermacam-macam, ada yang fokus mengerjakan explosion box, dan sebagian fokus di dapur, dan mencari bahan yang kurang, dan membantu menggunting, memotong, dan menempelkan bahan demi bahan. Dalam proses pembuatanya, kami sangat menikmati semua interaksi yang terjadi, kami saling tertawa, bercerita, dan membuat penyelesaian tugas ini menjadi lebih santai. Karena kami mulai mengerjkanya dari jauh-jauh hari, jadi kami tidak terlalu terburu-buru, ini kami rencanakan agar kami memliliki waktu yang banyak dalam pengerjaanya dan bisa menghasilkan karya yang bagus. Ketika kami berada dalam proses pengerjaanya, yang kebetulan bertepatan dengan hari ulang tahun ibu Dina yang bertugas mengampu dalam mata kuliah kreativitas ini, akhirnya kami membuat konsep explosion box ini adalah ucapan selamat ulang tahun. adapun detail-detail yang kami buat dalam explosion box ini seperti, pop - up card, kue tart, balon-balon, foto ketika proses pembuatanya. Semua ini kami buat dari bahan-bahan yang kami miliki, dan disusun sesuai konsep dan kesepakatan bersama, mengenai tata letaknya. Ketika pembuatan explosion box ini, banyak juga kesalahan yang kami buat, mulai dari salah menggunting, konsep yang tidak cocok dan akhirnya diubah kembali, salah mengukur dan sebagainya. Tetapi, kesalahan-kesalahan ini sangat dapat kami terima mengingat banyaknya ide-ide yang harus ditampung dengan selera masing-masing. Untungnya kami bisa menyelesaikan ini dengan baik hheheheh.
Product :
Ini adalah Product berupa karya yang telah kami siapkam, Explosion Box.







TESTIMONI 
Dalam pembuatan explosion box ini, banyak pengalaman dan proses yang saya lewati ketika di dalam  kelompok. Walaupun dalam pengerjaanya saya lebih banyak bergerak dalam hal mencari-cari bahan yang kurang, membeli makanan keluar, masak makanan untuk teman sekelompok, dan menyiapkan minuman karena ketika kami mengerjakan explosion box selalu sampai malam. saya mengakui bahwa saya kurang terampil dalam hal-hal yang dilakukan ketika pembuatan explosion box, seperti menggunting, memotong kardus, menggaris, dan mendesain sisi-sisinya. Dengan kekurangan saya dalam hal seperti itu, maka saya memilih untuk membantu yang lain  saja.
          Jadi ketika dalam pembuatan explosion box ini walaupun proporsi kontribusi kami dalam pengerjaanya berbeda-beda, tetapi menurut saya kami cukup berproses dengan baik. Karna kami membagi tugas untuk menyelesaikan explosion box ini. ketika sebagian anggota lain fokus pada konsep yang akan dibuat, dan menyelesaikan detail-detail yang lain, maka saya yang menyadari kekurangan saya dalam hal pembuatan ini, lebih baik berkontribusi untuk menangani rasa lapar mereka. karena menurut saya ketika kita dalam keadaan lapar, maka bisa mengganggu aktivitas atau performa kita. Jadi disini kami saling melengkapi demi terselesaikanya explosion box ini.
          Dari proses yang kami lalui ketika membuat explosion box, harapan saya adalah kami bisa mencapai nilai yang maksimal. Mengingat membuat explosion box ini sangat menyita waktu dan pengerjaanya juga rumit. Selanjutnya ketika kami telah melewati proses ini, kedepanya kami bisa menciptakan kreativitas yang lebih baik lagi nantinya. Amin.


Selasa, 05 November 2013

TESTIMONI MENGENAI UTS

            Dalam proses UTS ini, saya merasa diberikan kebebasan untuk menguraikan jawaban secara jelas, karena waktu yang diberikan juga fleksibel dalam arti saya lebih leluasa untuk memikirkan jawaban sembari membaca buku untuk melengkapi jawaban saya dan tidak merasa tertekan sama sekali karna pengerjaanya yang saya rasa cukup santai. Menurut saya proses ujian seperti ini dapat mengembangkan aptitude traits  (Hal, 10) saya yang meliputi kelancaran, kelenturan, dan orisinilitas dalam berpikir yang berhubungan dengan kreativitas. Lalu, menurut saya dengan proses ujian seperti ini, saya HARUSnya  bisa memberikan jawaban semaksimal mungkin karena telah diberikan kebebasan dalam berpikir tanpa adanya ketakutan bahwa waktu ujian akan habis, seperti apabila ujian dilakukan didala kelas, dengan proses seperti ini sangat memberikan kesempatan pada saya untuk mengumpulkan skor setinggi mungkin.
            Pada (Hal, 12) dinyatakan bahwa perkembangan optimal dari kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar, ketika belajar atas prakarsa sendiri dapat berkembang, karena guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berpikir dan berani mengemukakan gagasan. Dalam suasana seperti inilah kemampuan kreativitas dapat berkembang dengan subur. Dengan proses ujian seperti ini, menurut saya sebagai pengampu ibu memberikan kepercayaan sepenuhnya pada kami bahwa kami bisa menyelesaikan soal dengan jawaban yang maksimal, dan hasil yang memuaskan nantinya. Selain itu, saya merasa dengan proses seperti ini ibu mengajak kami untuk lebih berkomitmen dengan keputusan kami dalam memilih sendiri proses ujian yang kami inginkan.
            Adapun kendala atau kekurangan yang mungkin terjadi dalam proses ujian seperti ini, bisa sama-sama kita perbaiki nantinya. Pastinya, proses seperti ini sangat menguntungkan bagi saya, mengingat proses ujian ini dilakukan sebelum tanggal ujian UTS. Jadi saya bisa mendapatkan waktu tambahan untuk belajar dan memaksimalkan ujian saya di mata kuliah yang lain. Amin


Rabu, 23 Oktober 2013

Konsep Kreativitas Kelompok


Tujuan dan Manfaat Pembuatan Karya Kreativitas

Kelompok:
·         Meningkatkan kreativitas kelompok
·         Menambah pengalaman untuk menghasilkan karya yang kreatif

Pembaca:
·         Memberikan inspirasi kepada pembaca
·         Memberika pengajaran/pengetahuan bagi pembaca

Perencanaan:
Cukup banyak ide yang diberikan kelompok untuk membuat suatu hasil karya kreativitas. Mulai dari explotion box, pop up card, dan lain sebagainya. Setelah di pertimbangkan, ditinjau dari waku dan jumlah anggota, kami memutuskan untuk membuat explotion box. Yaitu, kotak yang berisi berbagai karya atau inspirasi (misalnya; foto, pesan dan lain sebagainya).

Pembuatan karya ini sebenarnya cukup sederhana. Bahan-bahan yang digunakan pun tidak terlalu sulit. Akan tetapi, kendala yang cukup besar adalah waktu. Untuk awal-awal membuat membutuhkan waktu yang cukup panjang, tapi kalau sudah biasa, proses pembuatan akan menjadi lebih cepat.

Perlengkapan:

Alat:
·         Gunting
·         Cutter
·         Lem tembak
·         Double tape
·         Penggaris
·         Pola kubus

Bahan:
·         Kertas Kado
·         Kertas Jeruk
·         Kertas warna
·         Kertas karton


Selasa, 22 Oktober 2013

Rabu, 16 Oktober 2013

Tugas Kreativitas Analisis diri



Analisis diri
Saya anak ke 2 dari 3 bersaudara,  dari kecil diasuh oleh orangtua yang membebaskan kami dalam menentukan pilihan kami, dimana saya dan saudara saya selalu diberikan kebebasan dalam mengekspresikan diri dan kebebasan untuk memilih apa yang kami inginkan, dan orangtua kami selalu memberikan pengarahan apabila ada beberapa prilaku atau tindakan kami yang salah. Ibu saya bersuku jawa, dan ayah saya adalah batak (mandailing). Saya dan saudara saya lebih dekat dengan keluarga ibu apabila dibandingkan dengan keluarga dari ayah, apabila dirumah kami juga lebih kenal dengan budaya jawa daripada budaya ayah yang seharusnya kami ikuti karena kami sudah menyandang marga dari ayah. Dalam keluarga saya di label sebagai “anak betuah” yang maknanya kebanyakan mengandung hal negatif, anak betuah disini maksudnya adalah anak nakal, bandal dan kalau orang jawa bilang saya itu “ndablek” (yang artinya keras kepala), tetapi jika dibandingkan dengan abang dan adik saya, teman saya jauh lebih banyak dibandingkan mereka, ini terjadi karena kebanyakan waktu saya yang saya habiskan di luar untuk bermain daripada dirumah.
Dikeluarga besar saya, saya sangat dekat dengan sepupu, uwak, dan keponakan-keponakan saya, jika dibandingkan dengan kedua saudara saya. Berbeda dengan kedua saudara saya yang kalem, yang kalau disuruh A ya A, taat sama peraturan dirumah, dan berbakti pada orangtua Menjadi berbeda dengan kedua saudara saya tentu saja ada penyebabnya, sejak kecil saya selalu dibedakan dengan kedua saudara saya dalam hal apapun, selalu sering menjadi objek yang disalahkan apabila ada kerusuhan dirumah, bisa dikatakan apabila dirumah saya adalah anak paling sedikit kebagian kasih sayang dan perhatian dari orangtua saya. Orang tua selalu saja berpendapat kalau saya nakal yah memang karena saya yang nakal, orangtua saya tidak berpikir sebenarnya apa yang menyebabkan saya menjadi nakal, dan tidak taat apabila dirumah. Sekarang, setelah sudah tumbuh menjadi dewasa saya menyadari bahwa perbuatan dan kenakalan saya dulu hanyalah untuk mencari perhatian dari orangtua saya. Tapi itu adalah saya yang dulu, berbeda dengan saya yang sekarang.
Di lingkungan masyarakat tempat saya tinggal, masyarakat mengenal saya adalah orang yang ramah, rajin ketawa, lucu, banyak punya banyak teman. Dikomplek rumah, saya selalu beranda dengan siapa saja, berusaha menjadi warga komplek yang baik dengan melibatkan diri apabila ada kegiatan-kegiatan disekitar desa saya yang memerlukan bantuan. Tinggal dan besar didesa yang budaya nya lebih kekeluargaan apabila dibandingkan dengan masyarakat dikota yang individualistik menjadikan saya peduli dengan sesama dan peka apabila ada yang membutuhkan bantuan. 
Dikampus, saya dikenal sebagai seseorang  dengan rasa humor yang tinggi, walaupun saya pasif dalam kegiatan dan organisasi yang ada dikampus maupun diluaran yang sengaja tidak saya ikuti dengan alasan “ tidak mau terikat” tetapi walaupun tidak berorganisasi, saya tetap mau membantu jika ada yang perlu dibantu. Apabila diantara reman-teman saya, saya sering dijadikan tempat curhat, tempat bertukar pikiran dan tempat untuk sekedar membahas hal-hal yang tidak penting yang bisa menghasilkan tawa dan becandaan diantara kami. diantara teman-teman saya, saya agak pemalas, tetapi kalau masalah kepedulian dengan teman, saya bisa dicoba dan diuji.
Diatas adalah uraian mengenai analisis diri saya dilingkungan keluarga, masyarakat dan dikampus. Jika dianalisa menggunakan Teori Rogers mengenai tiga kondisi dari pribadi yang kreatif ialah :
·         Keterbukaan terhadap pengalaman
Menurut saya, saya cukup terbuka dengan berbagai pengalaman dalam hidup saya. Walaupun secara teknis saya tidak suka terikat. Saya sangat membuka diri dengan bebagai hal-hal yang pernah saya lakukan ketika duduk dibangku sekolah. Saya selalu melibatkan diri saya diberbagai kegiatan-kegiatan yang ada di desa saya, dan sering mengkiuti lomba-lomba yang diadakan ketika sekolah. Ketika duduk dibangku kelas 1 dan 2 SMA saya pernah mengikuti lomba nasyid sekabupaten selama 2tahun berturut-turut, lomba baca cerpen sekabupaten, dan lomba-lomba yang diadakan di sekolah. Dilingkungan tempat saya tinggal, saya juga sering melibatkan diri dengan menjadi panitia apabila ada acara-acara yang diadakan didesa saya. Saya menjadikan hal ini sebagai proses pembelajaran dan sebagai wadah untuk mengasah kemampuan atau bakat yang ada dalam diri saya. Walaupun didalam keluarga saya kurang mendapatkan perhatian, tetapi orang tua saya selalu mendukung apa yang saya lakukan. Bentuk dukungan yang datang dari orangtua berupa selalu hadir untuk melihat saya apabila ada perlombaan yang saya ikuti jika situasi nya memungkinkan, selalu bersedia memberikan apa yang saya butuhkan untuk kepentingan kegiatan-kegiatan yang saya ikuti.
·         Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang
Menurut saya, dalam hal ini saya kurang mampu melakukanya. Saya kadang-kadang kurang bisa menempatkan diri dan menilai sesuatu dengan baik, saya cenderung berperilaku sesuai dengan apa yang saya inginkan, walaupun sebenarnya di usia saya ini orang-orang mengharapkan saya berprilaku sebagaimana mestinya anak seumuran saya berperilaku. Tetapi walaupun begitu saya sangat peka dengan kejadian yang ada disekeliling saya, apabila teman, abang atau adik atau keluarga saya membutuhkan bantuan saya. Saya tidak pernah merasa keberatan jika orang-orang meminta bantuan saya.
·         Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep
Menurut saya, di point ketiga ini saya cukup mampu. Mencoba segala jenis kegiatan yang pernah saya ikuti walaupun dulu ketika sekolah, saya selalu menjadi anggota yang paling muda dalam kegiatan atau lomba-lomba yang saya ikuti. Dari situ saya menilai, saya cukup mampu dan berani untuk mencoba hal-hal baru, ketika orang-orang seumuran saya belum mencoba untuk mengikuti kegiatan tersebut, saya sudah melakukanya lebih dulu. Apabila dibandingkan dengan kedua saudara saya, saya jauh lebih aktif dan memiliki pengalaman yang banyak mengenai hal-hal yang sifatnya untuk mengasah kemampuan diri dan mengekspresikan diri. Menurut saya, saya melakukan ini semua sebagai bentuk dari “cari perhatian” pada orangtua saya karena seringnya saya dibandingkan dengan abang dan adik saya. Saya selalu berusaha menjadi lebih baik dari abang dan adik saya. Terkadang saya merasa kalau menjadi bandal atau nakal itu perlu, karena ketika menjadi anak nakal banyak hal yang kita lakukan yang tidak dilakukan oleh anak baik-baik yang kebanyakan waktunya dihabiskan dirumah untuk belajar dan tidur. Contohnya saja,  Sewaktu kecil saya lebih memilih belajar mengaji dimesjid beramai-ramai dengan anak-anak lain, berbeda dengan abang dan adik saya yang dipanggilkan guru ngaji dan belajar mengajinya dirumah. Dulu saya berpikiran bagaimana saya bisa bermain selama mungkin  dengan teman-teman saya, kalau ngaji dimesjid saya bisa belajar sambil bermain dengan mereka, dan ketika pulang biasanya kami menyempatkan untuk bermain dulu. Ketika kedua saudara saya tidur siang dirumah, saya lebih memilih panas-panasan bermain dengan teman saya walaupun sampai dirumah selalu dimarahi oleh ibu saya karena tidak pernah istirahat dirumah. Menurut saya, dari kecil sudah kelihatan bahwa saya selalu ingin mencoba hal-hal baru dan keingin tahuan saya cukup besar. Tetapi ketika sekarang memasuki masa kuliah, saya merasa kalau gairah saya dalam melakukan sesuatu hal yang baru sekarang menurun, mungkin hal ini disebabkan karna saya kurang mengenali tempat dimana saya sekarang tinggal.
Dalam ciri-ciri anak kreatif, Treffinger mengatakan bahwa pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan. anak yang kreatif bisa juga bersifat tidak kooperatif, egosentrik, terlalu asertif, kurang sopan, acuh tak acuh terhadap aturan, keras kepala, emosional, menarik diri dan menolak otoritas. Ciri-ciri tersebut membutuhkan koreksi dan pengarahan. Saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan Treffinger, bahwa tidak semua anak-anak kreatif berprilaku seara terorganisasi, bahwa ada sebagian anak yang kurang sopan, acuh tak acuh, keras kepala, emosional dan menolak otoritas adalah cara mereka dalam mengekspresikan diri mereka, Cuma mereka kurang mengerti bagaimana sebaiknya itu dilakukan agar hasilnya lebih maksimal lagi, oleh sebab itu anak-anak yang seperti ini perlu diberikan pengarahan agar mengerti bagaimana mengekspresikan dirinya dengan cara yang lebih baik lagi. Dari uraian diatas saya menilai diri saya adalah anak yang termasuk kurang bisa mengekspresikan diri dengan benar, banyak yang harus saya perbaiki didalam diri saya agar bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam diri saya.

Rabu, 25 September 2013

Tokoh Kreatif




G- Dragon
       ·            Person
GD adalah member dari salah satu boyband papan atas Korea, BIGBANG. GD adalah salah satu orang yang saya anggap kreatif dan sangat inspiratif. Berprofesi sebagai penyanyi, GD tak hanya puas dengan menyanyi, GD sangat piawai memainkan beberapa alat music, menciptakan lagu, mengaransemen lagu, dan juga jago sekali nge-dance. Diantara member-member bigbang, GD adalah member yang paling maksimal pencapaian karirnya dibandingkan dengan member lainya, di nobatkan sebagai Icon Fashion Korea tentu saja membuat GD bangga Karena penampilanya sehari-hari dan beberapa penampilanya di MV dalam album mereka dan di album pribadinya. Penampilanya dengan costum yang berani dan asesoris yang unik dengan properti-properti yang digunakan sangat keren sekali.
       ·            Press
Karena lingkunganya didunia hiburan yang mengharuskan agar dirinya tetap eksis di dunia entertainment, GD harus membuat dirinya menjadi sesuatu yang “beda” dari yang lain. Dan juga karena dirinya memiliki kreativitas dalam dirinya, GD selalu membuat sesuatu yang baru dalam dunia musik dengan kemampuan yang dimilikinya.untuk costum dan aksesoris yang digunakan GD tentu saja tidak memakan jumlah uang yang sedikit. hal ini terjadi tentu juga dipengaruhi oleh faktor keuangan, dukungan keluarga dan teman, dan tentunya dukungan dari YG (management tempat GD bernaung). Dengan kematangan ekonomi GD dan dukungan tersebut GD mampu mendanai kebutuhan panggungnya yang tentu saja tidak murah.
       ·            Proses
Karena ingin tampil beda dari yang lain dan segala sesuatunya harus berjalan sesuai konsep kreatif yang dimilikinya, maka disetiap video music GD banyak sekali properti-properti unik yang digunakanya. Aksesoris seperti kalung, gelang, baju, dan cincin semua selalu unik dan kebanyakan memakai inisial dirinya. Sekarang GD juga membuat brand sendiri untuk aksesorisnya, desain aksesorisnya sendiri dibuat oleh GD. Bukan hanya mengenai aksesoris, berbagai lagu yang diciptakanya juga sangat ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya, dan selalu menjadi lagu dengan posisi teratas di Korea
       ·            Poduk
 Dari kreativitas yang dimiliki GD, produk yang dihasilkanya dari kreativitas yang dimilikinya adalah berbagai lagu yang dapat kita nikmati, dan penampilanya yang selalu berani dengan berbagai aksesorisnya yang mungkin bagi beberapa orang yang melihat akan terkesan berlebihan. Tetapi dengan keberanianya tersebut sekarang ia menjadi Icon Fashion Korea, menjadi artis papan atas.

Rabu, 18 September 2013

Karya Kreativitas I



Saya membuat card selamat ulang tahun untuk salah satu teman saya yang bertepatan berulang tahun dengan penyelesaian tugas kreativitas ini. Karya diatas bukanlah karya yang saya buat ketika dikelas kreativitas, karna karya sebelumnya hilang bersamaan dengan buku dimana karya tersebut saya sisipkan didalamnya. Adapun, pengalaman yang saya rasakan ketika membuat karya ini akan saya kaitkan dengan 4P strategi pengembangan kreativitas, yaitu :

1.      Person
Dalam P pertama ini, dikatakan bahwa kreativitas adalah ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkunganya. Saya memutuskan untuk membuat karya ini karna bertepatan dengan moment dimana salah satu teman saya sedang berulang tahun. Sehingga karena adanya interaksi saya dan lingkungan saya (teman berulang tahun)  maka, muncul ide untuk membuat Card diatas.

2.      Pendorong (Press)
P kedua mengatakan, bakat kreatif individu akan terwujud jika ada dorongan dari lingunganya, ataupun motivasi internal dalam dirinya. Dalam penyelesaian karya diatas yang menjadi dorongan saya untuk membuat karya tersebut adalah karena bertepatan dengan ulang tahun teman, jadi saya ingin membuat sesuatu yang spesial untuknya, saya memikirkan konsep bagaimana yang akan saya gunakan untuk membuat card ulang tahun, akhirnya setelah mencari bahan-bahan yang saya punya sebelumnya saya memutuskan untuk menggunakan kertas jeruk, penjepit kayu, origami, tali, foto, spidol, dan lem sebagai bahan yang akan saya gunakan untuk membuat card tersebut.

3.      Proses
P ketiga mengatakan bahwa individu harus dibebaskan dalam mengekspresikan dirinya. Berbeda ketika dikelas, dimana penyelesaianya diberikan waktu walaupun untuk pembuatanya kita diberikan kebebasan untuk menciptakan suatu karya. Dalam penyelesaian card ini, saya merasa lebih ‘ mengalir’ dalam menuangkan ide-ide ke dalam bentuk kreatif dengan lengkapnya bahan yang saya miliki sebagai pembantu untuk menyelesaikan karya ini, dan saya tidak berpatokan pada waktu ketika penyelesaianya.

4.      Produk
Dari kombinasi ketiga P diatas, maka terciptalah suatu benda, produk atau karya dari diri saya, yang orisinilitasnya terjamin. Ada beberapa hal yang saya pikirkan ketika melihat card tersebut saya selesaikan adalah :
-          Ternyata barang yang ada disekitar kita bisa digunakan untuk menciptakan suatu karya, walaupun terkadang barang tersebut kita anggap sudah tidak berguna.
-          Saya berpikir bahwa, kreativitas itu bukan hanya mencakup “ seberapa bagus karyamu?, seberapa rapi? . atau seberapa unik?. “ tetapi lebih kepada, tidak  masalah kalau karyamu jelek atau biasa saja, asalkan itu terlahir dari pemikiranmu dan hasil kerja tanganmu, apapun yang kita ciptakan, itulah Kreativitas.

Manfaat : adapun manfaat dari karya diatas adalah untuk lebih mengasah kreativitas yang ada dalam diri saya, dan lebih menyadari untuk memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitar saya.

Tujuan : Tujuan pembuatan kreativitas tersbut adalah, untuk memenuhi tugas dikelas kreativitas untuk mempublish hasil karya dan juga untuk memberi ucapan selamat ulang tahun yang mungkin akan menjadi lebih spesial karna saya membuatnya langsung. 


Selasa, 17 September 2013

Resume BAB II Kreativitas


BAB 2
PENDEKATAN EMPAT P DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS
A.    Pengantar
Bab ini dimulai dengan mengemukakan makna dari pengembangan kreativitas.Kemudian dilanjutkan dengan dengan ulasan singkat dari beberapa teori tentang pembentukan cirri-ciri kepribadian kreatif menurut aliran psikoanalis dan aliran humanistik, kemudian menyusul teori tentang aspek pendorong yaitu motivasi untuk kreativitas dan teori tentang proses kreatif, yaitu teori Wallas dan teori tentang belahan otak kanan dan kiri.
B.     Makna dari Pengembangan Kreativitas
Pertanyaan mengapa kreativitas begitu bermakna dalam hidup dan mengapa kreativitas perlu di pupuk sejak dini dalam diri anak didik?
·         Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan/aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Maslow, 1967)
·         Kedua, kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untu melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini kurang mendapat perhatian dalam pendidikan (Guildford, 1967)
·         Ketiga, besibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu (Biondi, 1972)
·         Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
C.    Teori 4 P yang Melandasi Pengembangan Kreativitas
1.      Teori tentang pembentukan pribadi kreatif
Yang dibahas disini ialah dari dua mazhab, yaitu teori psikoanalis dan teori humanistic.
a.      Teori Psikoanalisa
·         Teori Freud
Sigmund Freud (1856-1939) adalah tokoh utama yang menganut pandangan ini. Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama dari kreativitas. Menurut Freud, orang yang di dorong untuk menjadi kreatif jika mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual secara langsung. Pada umur empat tahun anak mengembangkan hasrat fisik untuk orang tua dari jenis kelamin yang berbeda. Karena kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan awal imajinasi.
·         Teori Kris
Ernest Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi, juga sering muncul dalam tindakan kreatif. Orang-orang yang kreatif adalah mereka yang paling mampu memanggil bahan-bahan dari alam pikiran tidak sadar.
·         Teori Jung
Carl Jung (1875-1961) juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidak sadaran kolektif ini timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainya. Proses inilah yang menyebakan kelanjutan dari ekstensi manusia.
b.      Teori Humanistik
Teori humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi.
·         Teori Maslow
Menururut Abraham Maslow (1908-1970), manusia mempunyai naluri-naluridasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini harus dipenuhi dalam urutan tertentu; kebutuhan primitive muncul pada saat lahir, dan kebutuhan tingkat tinggi berkembang sebagai proses pematangan. Kebutuhan pertama disebut Deficiency,  dan dua kebutuhan pada tingkat tertinggi disebut kebutuhan being.
·         Teori Rogers
Menurut Carl Rogers, tiga kondisi dari pribadi yang kreatif ialah :
-          Keterbukaan terhadap pengalaman
-          Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang
-          Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep
Orang ini berfungsi sepenuhnya mengahasilan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga ciri atau kondisi tersebut juga merupakan dorongan dari alam untuk berkreasi.
c.       Ciri-ciri Kepribadian Kreatif
Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil resiko daripada anak pada umumnya. Orang yang inovatif berani untuk berbeda, menonjol, membuat kejutan,impang atau menyimpang dari tradisi. Rasa percaya diri, keuletan, dan ketekunan membuat mereka tidak cepat putus asa dalam mencapai tujuan mereka. Treffinger mengatakan bahwa pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan.anak yang kreatif bisa juga bersifat tidak kooperatif, egosentrik, terlalu asertif, kurang sopan, acuh tak acuh terhadap aturan, keras kepala, emosional, menarik diri dan menolak otoritas guru. Ciri-ciri tersebut membutuhkan koreksi dan pengarahan.
2.      Teori-Teori Tentang Press
Kreativitas anak agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu maupun dorongan dari lingkungan.
a.      Motivasi untuk Kreativitas
Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan potensinya, dorongan ini merupaan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingunganya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya. Dorongan pada setiap oranf dan bersifat internal, ada dalam diri individu sendiri, namun membutuhan kondisi yang tepat untuk diekspresikan.
b.      Kondisi Eksternal yang mendorong perilaku kreatif
Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkink konstan timbulnya kreativitas yang konstruktif.
·         Keamanan Psikologis, ini dapat terbentuk dengan tiga proses yang saling berhubungan
-          Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala elebihan dan keterbatasanya
-          Mengusahakan suasana yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada.
-          Memberikan pengertian secara empatis. Mengenal dan ikut menghayati perasaan-perasaan, anak-anak, tindakan-tindakanya, dapat melihat dari sudut pandang anak tetap menerimanya
·         Kebebasan Psikologis
Permissiveness ini memberikan pada anak kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya. Mengekspresikan dalam tindakan konkret perasaan-perasaanya tidak selalu dimungkinkan, karena hidup dalam masyarakat selalu ada batas-batasnya, tetapi ekspresi secara simbolis hendaknya dimungkinkan.
3.      Teori tentang Proses Kreatif
a.      Teori Wallas
Teori Wallas yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap yaitu, persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi. Pada tahap pertama orang seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah denganj belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang dan sebagainya. Pada tahap kedua, kegiatan mencari dan menghimpun data/informasi tidak dilanjutkan. Tahap inkubasi ialah tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut. tahap iluminasi ialah tahap timbulnya insight atau “aha-erlebnis” saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-prosespsikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi/gagasan baru. Tahap verifikasi atau tahap evaluasi ialah tahap dimana idea tau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas.
b.      Teori tentang belahan otak kanan dan kiri
Hampir setiap orang mempunyai sisi yang lebih dominan maka dikatakan bahwa otak dikuasi oleh hemisfer yang bertentangan, pada umumnya orang lebih bisa menggunakan tangan kanan tetapi ada juga orang-orang yang bertangan kidal (
left-hand),
belahan otak kanan terutama berkaitan dengan fungsi kreatif sehingga terjadi “dichotomania”, membagi-bagi semua fungsi mental menjadi fungsi belahan otak kanan atau kiri.
4.      Teori tentang Produk Kreatif
Cropley (1994) menunjukkan hubungan antara tahap-tahap proses kreatif (Wallas) dan produk yang dicapai. Ia meneankan bahwa perilaku kreatif memerlukan kombinasi antara cirri-ciri psikologis yang berinteraksi sebagai berikut: Sebagai hasil berpikir konvergen atau intelegensi, manusia memiliki seperangkat unsure-unsur mental.  Pemikir divergen mampu menggabungkan unsure-unsur dengan cara-cara yang tidak lazim dan tidak diduga.
a.      Hukum paten dalam Produk penemuan
Hukum paten AS mempertimbangkan unsure-unsur berikut dalam memberikan hak paten kepada investor, yaitu:
1.      Kegiatan intelektual yang bermutu mendahului penemuan
2.      Gagasanya jelas dalam mengatasi masalah
3.      Jumlah eksperimental yang di lakukan sebelum mencapai produk baru dianggap penting
4.      Sejauh mana telag mengalami kegagalan
5.      Produk harus berguna dan merupakan kemajuan
6.      Produk terutama dinilai kreatrif jika ada orang-orang dalam bidang kegiatan tersebut sebelumnya menunjukkan keragu-raguan tentang kemungkinan penemuan yang baru
7.      Produk harus memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi.
Patokan dari hak paten cukup membantu, tetapi tidak cukup spesifik untuk penilaian secara ilmiah.
b.      Model dari Besemer dan Trefingger
Besemer dan Treffinger, mengembangkan teori yang saling mengaitkan dan menyimpulkan gagasan tersebut. istilah produk dalam hal ini tidak terbatas dalam produk komersial, tetapi meliputi eragaman benda atau gagasan. Besemer dan Treffinger menyaranan bahwa produk kreatif dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu kebaruan (novelty), pemecahan (resolution), serta kerincian (elaboration) dan sintesis. Masing-masing dan ketiga kategori ini meliputi sejumlah atribut. Modal ini disebut “Creative Product Analysis Matrix” (CPAM). Kebaruan menurut Besemer dan Treffinger adalah sejauh mana produk itu baru. Produk itu orisinal dalam arti sangat langka diantara produk-produk yang dibuat oleh orang-orang dengan pengalaman dan pelatihan yang sama. Pemecahan (resolution) menyangkut derajat sejauh mana produk ini memenuhi kebutu8han dari situasi bermasalah. Tiga kriteria dalam dimensi ini ialah, bahwa produk itu harus bermakna (valuable) menurut para pengamat, karena memenuhi kebutuhan logis, dengan mengikuti aturan yang ditentukan dalam bidang tertentu dan berguna karena dapat diterapkan secara pratis. Elaborasi dan sintesis dimensi ini merujuk pada derajat sejauh mana produk itu menggabungkan unsure-unsur yang tidak serupa menjadi keseluruhan yang canggih dan koheren. Lima kriteria untuk menilai hal ini adalah, produk itu harus organis, elegan, kompleks, dapat dipahami, dan menunjukkan keahlian atau keterampilan yang baik.
c.       Model Kreativitas dalam Mengarang
Skema penilaian tersebut meliputi 4 kritera dari berpikir kreatif, yaitu :
-          Kelancaran, didasarkan atas jumlah kata yang digunaan dalam karangan tersebut.
-          Kelenturan (flesibilitas), meliputi kelenturan dalam struktur kalimat dan kelenturan dalam konten atau gagasan
-          Keaslian (orisinalitas) sejauh mana konten atau gaya pemiiran karangan menunjukkan orisinilitas.
-          Kerincian, ialah kemampuan untuk membumbui atau menghiasi cerita sehingga tampak lebih kaya
D.    Strategi 4P dalam Pengembangan Kreativitas
Kreativitas : Pribadi, Pendorong, Proses , dan Produk
1.      Pribadi
Kreativitas adalah ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkunganta.ungkapan kreatif adalah orisinilitas dari individu tersebut.
2.      Pendorong (Press)
Bakat kreatif dapat berkembangdalam lingkungan yang mendukung tetapi dapat pula menghambat lingkungan yang tidak menunjang.
3.      Proses
Memberikan kebebasan bagi anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, tentu saja dengan prasyarat tidak merugikan orang lain dan kondisi lingkungan.
4.      Produk
Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan ondisi lingkungan , yaitu sejauh mana keduanya mendorong “press” seseorang yang melibatkan dirinya dalam proses kreatif.
E.     Strategi 4P untuk Penelitian tentang Kreativitas
Kreativitas dapat ditinjau dari prespektif berbeda tetapi saling berkaitan, yaitu pribadi, pendorong, proses dan produk. Kedua, setiap prospektif ini dapat ditinjau dengan meneliti 5W dan 1H dalam penelitian atau pengembangan kreativitas.dimensi ketiga menunjukkan peranan dari tiga lingkungan pendidikan yaitu, keluarga, sekolah dan masyarakat dan meningkatkan potensi kreatif anak.
 
Copyright © 2010 bLog of Rezqy amelya hirhai | Design : Noyod.Com