Selasa, 17 September 2013

Resume BAB II Kreativitas


BAB 2
PENDEKATAN EMPAT P DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS
A.    Pengantar
Bab ini dimulai dengan mengemukakan makna dari pengembangan kreativitas.Kemudian dilanjutkan dengan dengan ulasan singkat dari beberapa teori tentang pembentukan cirri-ciri kepribadian kreatif menurut aliran psikoanalis dan aliran humanistik, kemudian menyusul teori tentang aspek pendorong yaitu motivasi untuk kreativitas dan teori tentang proses kreatif, yaitu teori Wallas dan teori tentang belahan otak kanan dan kiri.
B.     Makna dari Pengembangan Kreativitas
Pertanyaan mengapa kreativitas begitu bermakna dalam hidup dan mengapa kreativitas perlu di pupuk sejak dini dalam diri anak didik?
·         Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan/aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Maslow, 1967)
·         Kedua, kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untu melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini kurang mendapat perhatian dalam pendidikan (Guildford, 1967)
·         Ketiga, besibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu (Biondi, 1972)
·         Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
C.    Teori 4 P yang Melandasi Pengembangan Kreativitas
1.      Teori tentang pembentukan pribadi kreatif
Yang dibahas disini ialah dari dua mazhab, yaitu teori psikoanalis dan teori humanistic.
a.      Teori Psikoanalisa
·         Teori Freud
Sigmund Freud (1856-1939) adalah tokoh utama yang menganut pandangan ini. Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama dari kreativitas. Menurut Freud, orang yang di dorong untuk menjadi kreatif jika mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual secara langsung. Pada umur empat tahun anak mengembangkan hasrat fisik untuk orang tua dari jenis kelamin yang berbeda. Karena kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan awal imajinasi.
·         Teori Kris
Ernest Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi, juga sering muncul dalam tindakan kreatif. Orang-orang yang kreatif adalah mereka yang paling mampu memanggil bahan-bahan dari alam pikiran tidak sadar.
·         Teori Jung
Carl Jung (1875-1961) juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidak sadaran kolektif ini timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainya. Proses inilah yang menyebakan kelanjutan dari ekstensi manusia.
b.      Teori Humanistik
Teori humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi.
·         Teori Maslow
Menururut Abraham Maslow (1908-1970), manusia mempunyai naluri-naluridasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini harus dipenuhi dalam urutan tertentu; kebutuhan primitive muncul pada saat lahir, dan kebutuhan tingkat tinggi berkembang sebagai proses pematangan. Kebutuhan pertama disebut Deficiency,  dan dua kebutuhan pada tingkat tertinggi disebut kebutuhan being.
·         Teori Rogers
Menurut Carl Rogers, tiga kondisi dari pribadi yang kreatif ialah :
-          Keterbukaan terhadap pengalaman
-          Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang
-          Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep
Orang ini berfungsi sepenuhnya mengahasilan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga ciri atau kondisi tersebut juga merupakan dorongan dari alam untuk berkreasi.
c.       Ciri-ciri Kepribadian Kreatif
Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil resiko daripada anak pada umumnya. Orang yang inovatif berani untuk berbeda, menonjol, membuat kejutan,impang atau menyimpang dari tradisi. Rasa percaya diri, keuletan, dan ketekunan membuat mereka tidak cepat putus asa dalam mencapai tujuan mereka. Treffinger mengatakan bahwa pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan.anak yang kreatif bisa juga bersifat tidak kooperatif, egosentrik, terlalu asertif, kurang sopan, acuh tak acuh terhadap aturan, keras kepala, emosional, menarik diri dan menolak otoritas guru. Ciri-ciri tersebut membutuhkan koreksi dan pengarahan.
2.      Teori-Teori Tentang Press
Kreativitas anak agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu maupun dorongan dari lingkungan.
a.      Motivasi untuk Kreativitas
Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan potensinya, dorongan ini merupaan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingunganya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya. Dorongan pada setiap oranf dan bersifat internal, ada dalam diri individu sendiri, namun membutuhan kondisi yang tepat untuk diekspresikan.
b.      Kondisi Eksternal yang mendorong perilaku kreatif
Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkink konstan timbulnya kreativitas yang konstruktif.
·         Keamanan Psikologis, ini dapat terbentuk dengan tiga proses yang saling berhubungan
-          Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala elebihan dan keterbatasanya
-          Mengusahakan suasana yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada.
-          Memberikan pengertian secara empatis. Mengenal dan ikut menghayati perasaan-perasaan, anak-anak, tindakan-tindakanya, dapat melihat dari sudut pandang anak tetap menerimanya
·         Kebebasan Psikologis
Permissiveness ini memberikan pada anak kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya. Mengekspresikan dalam tindakan konkret perasaan-perasaanya tidak selalu dimungkinkan, karena hidup dalam masyarakat selalu ada batas-batasnya, tetapi ekspresi secara simbolis hendaknya dimungkinkan.
3.      Teori tentang Proses Kreatif
a.      Teori Wallas
Teori Wallas yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap yaitu, persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi. Pada tahap pertama orang seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah denganj belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang dan sebagainya. Pada tahap kedua, kegiatan mencari dan menghimpun data/informasi tidak dilanjutkan. Tahap inkubasi ialah tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut. tahap iluminasi ialah tahap timbulnya insight atau “aha-erlebnis” saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-prosespsikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi/gagasan baru. Tahap verifikasi atau tahap evaluasi ialah tahap dimana idea tau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas.
b.      Teori tentang belahan otak kanan dan kiri
Hampir setiap orang mempunyai sisi yang lebih dominan maka dikatakan bahwa otak dikuasi oleh hemisfer yang bertentangan, pada umumnya orang lebih bisa menggunakan tangan kanan tetapi ada juga orang-orang yang bertangan kidal (
left-hand),
belahan otak kanan terutama berkaitan dengan fungsi kreatif sehingga terjadi “dichotomania”, membagi-bagi semua fungsi mental menjadi fungsi belahan otak kanan atau kiri.
4.      Teori tentang Produk Kreatif
Cropley (1994) menunjukkan hubungan antara tahap-tahap proses kreatif (Wallas) dan produk yang dicapai. Ia meneankan bahwa perilaku kreatif memerlukan kombinasi antara cirri-ciri psikologis yang berinteraksi sebagai berikut: Sebagai hasil berpikir konvergen atau intelegensi, manusia memiliki seperangkat unsure-unsur mental.  Pemikir divergen mampu menggabungkan unsure-unsur dengan cara-cara yang tidak lazim dan tidak diduga.
a.      Hukum paten dalam Produk penemuan
Hukum paten AS mempertimbangkan unsure-unsur berikut dalam memberikan hak paten kepada investor, yaitu:
1.      Kegiatan intelektual yang bermutu mendahului penemuan
2.      Gagasanya jelas dalam mengatasi masalah
3.      Jumlah eksperimental yang di lakukan sebelum mencapai produk baru dianggap penting
4.      Sejauh mana telag mengalami kegagalan
5.      Produk harus berguna dan merupakan kemajuan
6.      Produk terutama dinilai kreatrif jika ada orang-orang dalam bidang kegiatan tersebut sebelumnya menunjukkan keragu-raguan tentang kemungkinan penemuan yang baru
7.      Produk harus memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi.
Patokan dari hak paten cukup membantu, tetapi tidak cukup spesifik untuk penilaian secara ilmiah.
b.      Model dari Besemer dan Trefingger
Besemer dan Treffinger, mengembangkan teori yang saling mengaitkan dan menyimpulkan gagasan tersebut. istilah produk dalam hal ini tidak terbatas dalam produk komersial, tetapi meliputi eragaman benda atau gagasan. Besemer dan Treffinger menyaranan bahwa produk kreatif dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu kebaruan (novelty), pemecahan (resolution), serta kerincian (elaboration) dan sintesis. Masing-masing dan ketiga kategori ini meliputi sejumlah atribut. Modal ini disebut “Creative Product Analysis Matrix” (CPAM). Kebaruan menurut Besemer dan Treffinger adalah sejauh mana produk itu baru. Produk itu orisinal dalam arti sangat langka diantara produk-produk yang dibuat oleh orang-orang dengan pengalaman dan pelatihan yang sama. Pemecahan (resolution) menyangkut derajat sejauh mana produk ini memenuhi kebutu8han dari situasi bermasalah. Tiga kriteria dalam dimensi ini ialah, bahwa produk itu harus bermakna (valuable) menurut para pengamat, karena memenuhi kebutuhan logis, dengan mengikuti aturan yang ditentukan dalam bidang tertentu dan berguna karena dapat diterapkan secara pratis. Elaborasi dan sintesis dimensi ini merujuk pada derajat sejauh mana produk itu menggabungkan unsure-unsur yang tidak serupa menjadi keseluruhan yang canggih dan koheren. Lima kriteria untuk menilai hal ini adalah, produk itu harus organis, elegan, kompleks, dapat dipahami, dan menunjukkan keahlian atau keterampilan yang baik.
c.       Model Kreativitas dalam Mengarang
Skema penilaian tersebut meliputi 4 kritera dari berpikir kreatif, yaitu :
-          Kelancaran, didasarkan atas jumlah kata yang digunaan dalam karangan tersebut.
-          Kelenturan (flesibilitas), meliputi kelenturan dalam struktur kalimat dan kelenturan dalam konten atau gagasan
-          Keaslian (orisinalitas) sejauh mana konten atau gaya pemiiran karangan menunjukkan orisinilitas.
-          Kerincian, ialah kemampuan untuk membumbui atau menghiasi cerita sehingga tampak lebih kaya
D.    Strategi 4P dalam Pengembangan Kreativitas
Kreativitas : Pribadi, Pendorong, Proses , dan Produk
1.      Pribadi
Kreativitas adalah ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkunganta.ungkapan kreatif adalah orisinilitas dari individu tersebut.
2.      Pendorong (Press)
Bakat kreatif dapat berkembangdalam lingkungan yang mendukung tetapi dapat pula menghambat lingkungan yang tidak menunjang.
3.      Proses
Memberikan kebebasan bagi anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, tentu saja dengan prasyarat tidak merugikan orang lain dan kondisi lingkungan.
4.      Produk
Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan ondisi lingkungan , yaitu sejauh mana keduanya mendorong “press” seseorang yang melibatkan dirinya dalam proses kreatif.
E.     Strategi 4P untuk Penelitian tentang Kreativitas
Kreativitas dapat ditinjau dari prespektif berbeda tetapi saling berkaitan, yaitu pribadi, pendorong, proses dan produk. Kedua, setiap prospektif ini dapat ditinjau dengan meneliti 5W dan 1H dalam penelitian atau pengembangan kreativitas.dimensi ketiga menunjukkan peranan dari tiga lingkungan pendidikan yaitu, keluarga, sekolah dan masyarakat dan meningkatkan potensi kreatif anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 bLog of Rezqy amelya hirhai | Design : Noyod.Com